Dampak Sulitnya Dapatkan Solar, Nelayan Tak Melaut Berhari-hari, Alami Kerugian Rp 7,5 juta

Dampak Sulitnya Dapatkan Solar, Nelayan Tak Melaut Berhari-hari, Alami Kerugian Rp 7,5 juta

SEJUMLAH nelayan di Kabupaten Gresik sudah tak melaut beberapa hari. Sebabnya,ada kelangkaan bahan bakan minyak (BBM) berjenis solar sebagai bahan bakar utama mesin diesel perahu. Salah satu nelayan di Desa Campurejo, Kabupaten Gresik, Solihun mengakui, bahwa dirinya sudah tak melaut selama lima hari akibat kelangkaan solar. "Kami terpaksa tidak melaut, karena solar sangat terbatas didapatkan, jadi perahu tidak bisa jalan. Mau beli di SPBU terdekat kuotanya juga dibatasi. Belum lagi kalau dapat harus mengantre panjang. Kalau harus nyari keluar stoknya kosong," ujar nelayan berusia 53 tahun itu. Solihun mengungkapkan ada ratusan nelayan yang senasib dengannya, mereka memilih tidak melaut karena kelangkaan solar. Menurut dia, satu hari tidak melaut dia merugi sekitar Rp1 juta hingga Rp1,5 juta. "Kalau dihitung lima hari, kami rugi Rp5 juta hingga Rp7,5 juta. Kalau begini terus bisa-bisa kami tidak mempunyai penghasilan," keluhnya. Senasib dengan Solihun, Nur Qomari juga mengaku telah mengalami kerugian. Nelayan petambak tersebut mengakui hal itu disebabkan karena solar sulit didapat dalam beberapa hari terakhir. "Saya sempat mengantre bersama nelayan lain di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Desa Golokan Sidayu. Karena soalr sulit sekali didapat," ujarnya. Oleh karena itu, para nelayan tersebut berharap pemerintah memberikan solusi secepatnya, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga setiap harinya. Mengenai kelangkaan soalr itu, Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Deden Mochamad Idhani mengatakan telah menerjunkan tim di lapangan agar memantau kecukupan di seluruh SPBU. "Sampai Desember 2021 nanti kami usahakan solar tercukupi," ujar Deden. (bbs/mcr17/jpnn/kbe)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: